Senin, 09 April 2018

TANYA JAWAB SEPUTAR MA'MUM MASBUQ OLEH SYADILY EL-TIBYAN MEDENG.

Bagi ma'mum masbuq, memungkinkan sekali bacaan fatihahnya pada setiap roka'at dihukumi gugur (sholat tanpa membaca fatihah sama sekali).

Tanya:
Judulnya penuh tanda tanya, awas hati-hati, nanti bisa di salah paham lho.. apa sih ma'mum masbuq itu?
Jawab:
Judul tidak untuk di salah paham, bahkan agar dapat di paham.
Secara singkat, ma'mum masbuq adalah ma'mum yang tidak mendapatkan waktu bersama imam yang sekiranya mencukupi untuk bacaan fatihah secara normal (baik itu pada roka’at pertama ataupun roka'at yang lainnya).

Tanya:
Mana referensinya?
Jawab:
كتاب نهاية الزين

وَهُوَ من لم يدْرك مَعَ الإِمَام زَمنا يسع الْفَاتِحَة

كتاب حاشية البجيرمي على الخطيب  تحفة الحبيب على شرح الخطيب

وَاعْلَمْ أَنَّ الْمَأْمُومَ إمَّا مُوَافِقٌ، وَإِمَّا مَسْبُوقٌ وَالْأَوَّلُ مَنْ أَدْرَكَ مِنْ قِيَامِ الْإِمَامِ قَدْرًا يَسَعُ الْفَاتِحَةَ بِالنِّسْبَةِ لِلْوَسَطِ الْمُعْتَدِلِ لَا لِقِرَاءَةِ نَفْسِهِ عَلَى الْمُعْتَمَدِ، وَالْمَسْبُوقُ مَنْ لَمْ يُدْرِكْ ذَلِكَ
قَوْلُهُ: (إلَّا رَكْعَةَ مَسْبُوقٍ) يَصِحُّ أَنْ يَكُونَ الِاسْتِثْنَاءُ  مُتَّصِلًا إنْ قُدِّرَ فِي قَوْلِهِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ، أَيْ فَتَجِبُ وَيَسْتَقِرُّ وُجُوبُهَا، وَأَنْ يَكُونَ مُنْقَطِعًا إنْ قُدِّرَ فَتَجِبُ فَقَطْ لِأَنَّ الْمُسْتَثْنَى نَفْيُ الِاسْتِقْرَارِ وَهُوَ لَيْسَ مِنْ جِنْسِ الْوُجُوبِ. وَعِبَارَةُ ع ش الِاسْتِثْنَاءُ بِالنَّظْرِ لِمُجَرَّدِ الْوُجُوبِ مُنْقَطِعٌ، وَبِالنَّظَرِ لِكَوْنِ الْمُرَادِ بِالْوُجُوبِ الِاسْتِقْرَارَ مُتَّصِلٌ، وَالْمُرَادِ بِالْمَسْبُوقِ بِهَا حَقِيقَةً كَأَنْ وَجَدَهُ رَاكِعًا أَوْ حُكْمًا كَأَنْ زُحِمَ عَنْ السُّجُودِ فَإِنَّهُ فِي حُكْمِ الْمَسْبُوقِ بِالنِّسْبَةِ لِلرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ، فَإِذَا قَامَ بَعْدَ سُجُودِهِ وَوَجَدَ الْإِمَامَ رَاكِعًا رَكَعَ مَعَهُ، أَوْ كَانَ بَطِيءَ الْقِرَاءَةِ أَوْ الْحَرَكَةِ أَوْ نَسِيَ أَنَّهُ فِي الصَّلَاةِ وَتَخَلَّفَ لِقِرَاءَةِ الْفَاتِحَةِ فَإِنَّهُ يُغْتَفَرُ ثَلَاثَةُ أَرْكَانٍ طَوِيلَةٍ، فَإِذَا قَرَأَهَا وَلَمْ يُسْبَقْ بِأَكْثَرَ مِنْهَا وَمَشَى عَلَى نَظْمِ صَلَاتِهِ ثُمَّ قَامَ فَوَجَدَ الْإِمَامَ رَاكِعًا أَوْ هَاوِيًا لِلرُّكُوعِ رَكَعَ مَعَهُ وَسَقَطَتْ عَنْهُ الْفَاتِحَةُ اهـ حَلَبِيٌّ. وَكَوْنُ هَذَا فِي حُكْمِ الْمَسْبُوقِ ظَاهِرٌ إذَا فَسَّرْنَاهُ بِاَلَّذِي لَمْ يُدْرِكْ مَعَ الْإِمَامِ زَمَنًا يَسَعُ الْفَاتِحَةَ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى، وَأَمَّا إذَا فُسِّرَ بِمَنْ لَمْ يُدْرِكْ مَعَ الْإِمَامِ زَمَنًا يَسَعُ الْفَاتِحَةَ بِأَيِّ رَكْعَةٍ، فَتَكُونُ هَذِهِ الصُّوَرُ مِنْهُ حَقِيقَةً. وَقَالَ الَأُجْهُورِيُّ. الْمُرَادُ بِهِ مَنْ لَمْ يُدْرِكْ خَلْفَ إمَامِهِ زَمَنًا يَسَعُ الْفَاتِحَةَ بِالنِّسْبَةِ لِقِرَاءَةِ الْوَسَطِ الْمُعْتَدِلِ لَا لِقِرَاءَةِ إمَامِهِ

Tanya:
Apakah bacaan fatihah di dalam sholat itu tidak wajib, koh bisa-bisanya diatas anda mengatakan sholat tanpa membaca fatihah?
Jawab:
Singkatnya, bacaan fatihah di dalam sholat tentunya wajib, sebab salah satunya rukun sholat adalah membaca fatihah. Namun, wajibnya membaca fatihah itu tidak tetap, dalam arti bagi ma'mum masbuq suatu saat dapat gugur (wajib kemudian gugur, karena di tanggung oleh imam).

Tanya:
Mana referensinya?
Jawab:
كتاب نهاية الزين

(و) رَابِعهَا (قِرَاءَة فَاتِحَة كل رَكْعَة) فِي قِيَامهَا أَو بدله (إِلَّا رَكْعَة مَسْبُوق  

كتاب حاشية البجيرمي على الخطيب  تحفة الحبيب على شرح الخطيب

قَوْلُهُ: (بِمَعْنَى أَنَّهُ لَا يَسْتَقِرُّ وُجُوبُهَا عَلَيْهِ) أَيْ فَقَدْ وَجَبَتْ ثُمَّ سَقَطَتْ قَوْلُهُ: (لِتَحَمُّلِ الْإِمَامِ لَهَا عَنْهُ) بِشَرْطِ أَنْ لَا يَكُونَ الْإِمَامُ مُحْدِثًا أَوْ فِي رَكْعَةٍ زَائِدَةٍ. اهـ. عَنَانِيٌّ. فَالْمُرَادُ بِالْإِمَامِ الْأَهْلُ لِلتَّحَمُّلِ، فَيُدْرِكُ الرَّكْعَةَ بِإِدْرَاكِهِ مَعَهُ رُكُوعَهُ الْمَحْسُوبَ لَهُ، وَلَوْ نَوَى مُفَارَقَةَ إمَامِهِ بَعْدَ الرَّكْعَةِ الْأُولَى ثُمَّ اقْتَدَى بِإِمَامٍ رَاكِعٍ وَقَصَدَ بِذَلِكَ إسْقَاطَ الْفَاتِحَةِ صَحَّتْ فِي أَوْجَهِ احْتِمَالَيْنِ كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ وَاسْتَقَرَّ رَأْيُهُ عَلَيْهِ آخِرًا اهـ

Tanya:
Coba contohkan pemraktekan ma'mum masbuq seperti apa yang anda tuliskan dalam judul?
Jawab:
Baiklah, semisal si A adalah ma'mumnya, di depan si A ada si B, si C, dan si D (ketiganya sholat munfarid). Untuk roka'at pertama (semisal sholat 4 roka'at) si A niat ma'mum kepada si B disaat si B sedang dalam posisi ruku', si A dihukumi ma'mum masbuq, jadi jika si A langsung mengikuti ruku' dan dapat bersama-sama dengan si B ketika si B dalam posisi tuma'ninahnya ruku', maka si A dihukumi mendapat satu roka'at (si A tidak membaca fatihah sama sekali, dan fatihahnya si A ditanggung oleh si B sebagai imamnya).
Kemudian, ketika si A selesai mengikuti si B  sampai berdiri untuk melakukan roka'at yang kedua, ternyata si C yang didepannya (sholat munfarid) sedang dalam posisi ruku', pada posisi seperti ini, si A niat mufaroqoh kemudian niat ma'mum kepada si C, jika si A dapat bersama-sama dengan si C ketika si C dalam posisi tuma'ninahnya ruku', maka si A dihukumi mendapat satu roka'at (lagi-lagi si A tidak membaca fatihah sama sekali, sebab fatihahnya si A ditanggung oleh si C sebagai imamnya).
Selanjutnya, ketika si A selesai mengikuti si C  sampai berdiri untuk melakukan roka'at yang ketiga, ternyata si D yang didepannya (sholat munfarid) sedang dalam posisi ruku', pada posisi seperti ini, si A niat mufaroqoh kemudian niat ma'mum kepada si D, jika si A dapat bersama-sama dengan si D ketika si D dalam posisi tuma'ninahnya ruku', maka si A dihukumi mendapat satu roka'at (lagi-lagi si A tidak membaca fatihah sama sekali, sebab fatihahnya si A ditanggung oleh si D sebagai imamnya).
Lalu, ketika si A selesai mengikuti si D sampai berdiri untuk melakukan roka'at yang keempat, ternyata si C yang didepannya (sholat munfarid) sedang dalam posisi ruku', pada posisi seperti ini, si A niat mufaroqoh kemudian niat ma'mum kepada si C, jika si A dapat bersama-sama dengan si C ketika si C dalam posisi tuma'ninahnya ruku', maka si A dihukumi mendapat satu roka'at (lagi-lagi si A tidak membaca fatihah sama sekali, sebab fatihahnya si A ditanggung oleh si C sebagai imamnya).
Jadi, si A selalu dihukumi ma'mum masbuq pada setiap roka'atnya. Dan contoh yang seperti ini pada setiap roka'atnya hukum bacaan fatihah si A dihukumi gugur, sebab bacaan fatihahnya ditanggung oleh imam.

Tanya:
Wah, koh bisa seperti itu, mana referensinya?
Jawab:
كتاب نهاية الزين

وَلَو اقْتدى بِإِمَام رَاكِع فَرَكَعَ وَاطْمَأَنَّ مَعَه فِي رُكُوعه وَلما أتم الرَّكْعَة وَقَامَ وجد إِمَامًا غَيره رَاكِعا فَنوى مُفَارقَة هَذَا واقتدى بِالْآخرِ وَركع وَاطْمَأَنَّ مَعَه وَهَكَذَا إِلَى آخر صلَاته جَازَ وعَلى هَذَا فَيمكن سُقُوط الْفَاتِحَة عَنهُ فِي جَمِيع الرَّكْعَات

Tanya:
Ok, sekarang saya tanya, apabila ma'mum bacaan fatihahnya normal sedangkan imam bacaan fatihahnya sangat cepat, sehingga pada roka'at ke tiga dan ke empat (pada sholat ‘isya) tiba-tiba imam ruku', padahal ma'mum belum selesai membaca fatihahnya. Dalam posisi seperti ini, apa yang sebaiknya dilakukan oleh si ma'mum?
Jawab:
Sudah saya singgung diatas, secara singkat, ma'mum masbuq adalah ma'mum yang tidak mendapatkan waktu bersama imam yang sekiranya mencukupi untuk bacaan fatihah secara normal (baik itu pada roka’at pertama ataupun roka'at yang lainnya).
Dengan demikian, bagi si ma'mum yang mengalami seperti itu, yang seharusnya dilakukan adalah langsung mengikuti imamnya ruku', meski bacaan fatihahnya belum selesai. Sebab bacaan fatihahnya ditanggung oleh imam. Dengan catatan, si ma'mum tidak membaca bacaan sunat terlebih dahulu sebelum membaca fatihah, artinya dia langsung membaca basmalah dan pada saat imam yang bacaannya cepat tersebut tiba-tiba ruku', maka ikuti saja imam tersebut. Yang seperti ini juga termasuk contoh bahwa hukum ma'mum masbuq itu bukan hanya pada roka'at pertama saja, namun hukum ma'mum masbuq dapat terjadi pada setiap roka'at. 
Dengan demikian, memungkinkan sekali ma'mum hanya dapat membaca sebagian fatihahnya saja dan sebagiannya lagi di hukumi gugur sebab ditanggung oleh imam.

Tanya:
Ohya, mana referensinya?
Jawab:
كتاب نهاية الزين

وَلَو اقْتدى بِإِمَام سريع الْقِرَاءَة على خلاف الْعَادة وَالْمَأْمُوم معتدلها وَكَانَ فِي قيام كل رَكْعَة لَا يدْرك مَعَ الإِمَام زَمنا يسع الْفَاتِحَة من الْوسط المعتدل فَهُوَ مَسْبُوق فِي كل رَكْعَة فَيقْرَأ من الْفَاتِحَة مَا أدْركهُ وَإِذا ركع إِمَامه ركع مَعَه وَسقط عَنهُ بَاقِي الْفَاتِحَة لتحمل الإِمَام لَهُ وعَلى هَذَا فَيمكن سُقُوط بعض الْفَاتِحَة عَنهُ فِي كل رَكْعَة

Referensi dari dua kitab:


1. Kitab Nihayatuz Zain Halaman 60.
2. Kitab Khasyiyah Al-Bujairomi 'Alal Khotib Juz 2 Halaman 21.


والله أعلمُ بالصواب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penjelasan singkat tentang sumber kuota data internet

  Internet itu apa? Internet adalah jaringan komputer global yang terhubung bersama yang memungkinkan pengguna untuk saling bertukar info...